adalah metode pemelajaran yang mengarahkan peserta didik pada prosedur kerja yang sistematis dan standar untuk membuat atau menyelesaikan suatu produk (barang atau jasa), melalui proses produksi/ pekerjaan yang sesungguhnya.
Pendekatan Project Work mempunyai keuntungan yang lebih baik dibandingkan dengan metode-metode yang lain. Jennifer Railsback (2002: 9) menyebutkan beberapa keuntungan dari Project Work, yaitu :
“(1) preparing children for the workplace, (2) increasing motivation, (3) connecting school with reality, (4) providing collaborative opportunities to construct knowledge, (5) increasing social and communication skills, (6) increasing problem solving skills, (7) enabling students to make and to see connection between disciplines, (8) providing opportunities to contributes to their school or community, (9) increasing self esteem , (10) allowing children to use their individual learning strenghts and diverse approaches to learning, (11) providing a practical, real world way to learn to
use technology.”
Sementara Moursund, Bielefeldt, & Underwood (1997) meneliti sejumlah artikel tentang proyek di kelas yang dapat dipertimbangkan sebagai bahan testimonial terhadap guru, terutama bagaimana guru menggunakan proyek dan persepsi mereka tentang bagaimana keberhasilannya. Atribut keuntungan dari Belajar Berbasis Proyek adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan motivasi. Laporan-laporan tertulis tentang proyek itu banyak yang mengatakan bahwa siswa suka tekun sampai kelewat batas waktu, berusaha keras dalam mencapai proyek. Guru juga melaporkan pengembangan dalam kehadiran dan berkurangnya keterlambatan. Siswa melaporkan bahwa belajar dalam proyek lebih fun daripada komponen kurikulum yang lain.
2. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Penelitian pada pengembangan keterampilan kognitif tingkat tinggi siswa menekankan perlunya bagi siswa untuk terlibat di dalam tugas-tugas pemecahan masalah dan perlunya untuk pembelajaran khusus pada bagaimana menemukan dan memecahkan masalah. Banyak sumber yang mendiskripsikan lingkungan belajar berbasis proyek membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.
3. Meningkatkan kolaborasi. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi ( Johnson & Johnson, 1989). Kelompok kerja kooperatif, evaluasi siswa, pertukaran informasi online adalah aspek-aspek kolaboratif dari sebuah proyek. Teori-teori kognitif yang baru dan konstruktivistik menegaskan bahwa belajar adalah fenomena sosial, dan bahwa siswa akan belajar lebih di dalam lingkungan kolaboratif (Vygotsky, 1978; Davidov, 1995).
4. Meningkatkan keterampilan mengelola sumber. Bagian dari menjadi siswa yang independen adalah bertanggungjawab untuk menyelesaikan tugas yang kompleks. Pembelajaran Berbais Proyek yang diimplementasikan secara baik memberikan kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
Pelaksanaan Project Work
Rudolf Tippet dan Antonio Amoros (2003: 13) menyebutkan ada enam fase atau tahap pelaksanaan project work, yaitu :
- Informing (Menginnformasikan)
- Planning (Merencanakan)
- Deciding (Memutuskan)
- Implementing (Mengimplementasikan)
- Controlling (Mengendalikan)
- Evaluating (Mengevaluasi)
0 komentar:
Posting Komentar