THE POLICE LINE

Semakin lama saya hidup, semakin saya sadar Akan pengaruh sikap dalam kehidupan Sikap lebih penting daripada ilmu, daripada uang, daripada kesempatan, daripada kegagalan, daripada keberhasilan, daripada apapun yang mungkin dikatakan atau dilakukan seseorang.

IPv4

IPv6

Panjang
alamat 32 bit (4 bytes)

Panjang
alamat 128 bit (16 bytes)

Dikonfigurasi
secara manual atau DHCP IPv4

Tidak
harus dikonfigurasi secara manual, bisa menggunakan address autoconfiguration.

Dukungan
terhadap IPSec opsional

Dukungan
terhadap IPSec dibutuhkan

Fragmentasi
dilakukan oleh pengirim dan pada router, menurunkan kinerja router.

Fragmentasi
dilakukan hanya oleh pengirim.

Tidak
mensyaratkan ukuran paket pada link-layer dan harus bisa menyusun kembali
paket berukuran 576 byte.

Paket
link-layer harus mendukung ukuran paket 1280 byte dan harus bisa menyusun
kembali paket berukuran 1500 byte

Checksum
termasuk pada header.

Cheksum
tidak masuk dalam header.

Header
mengandung option.

Data
opsional dimasukkan seluruhnya ke dalam extensions
header
.

Menggunakan
ARP Request secara broadcast untuk menterjemahkan alamat IPv4 ke alamat
link-layer.

ARP
Request telah digantikan oleh Neighbor Solitcitation secara multicast.

Untuk
mengelola keanggotaan grup pada subnet lokal digunakan Internet Group
Management Protocol (IGMP).

IGMP
telah digantikan fungsinya oleh Multicast Listener Discovery (MLD).



Posted By: Citra Yudha Erlangga
Sumber: http://belajaripv6.wordpress.com

IPv4 adalah IP yang saat ini digunakan dalam jaringan dan internet. IPv4 dikembangkan pada awal 70-an untuk memfasilitasi komunikasi dan sharing informasi antara peneliti pemerintah dan pihak akademik di Amerika. Pada saat itu, sistem IP hanya menggunakan jumlah perangkat yang terbatas dan para peneliti tidak membayangkan kebutuhan seperti keamanan atau QoS. Walaupun begitu IPv4 bisa bertahan sampai 30 tahun dan telah menjadi bagian yang terintegrasi dalam revolusi internet. Tapi sehebat apapun sebuah sistem dibuat pasti akan dimakan usia dan suatu saat akan tidak digunakan lagi. Hal itulah yang terjadi dengan IPv4. Kebutuhan jaringan hari ini jauh lebih besar dari sekedar halaman web dan email. Perkembangan yang sangat cepat dalam perangkat jaringan dan komunikasi bergerak, dan juga adaptasi akan teknologi jaringan yang baru, tidak dapat ditahan IPv4 dan telah memunculkan ide tentang Next Generation Internet Protokol (IPng). Protokol IPv6 dikembangkan setelah melihat keberhasilan IPv4 sebagai protokol standart dalam dunia internet, dimana di satu sisi keberhasilan tersebut telah menyebabkan meledaknya ruang alamat yang dibutuhkan yang tidak dapat ditangani oleh IPv4. Masalah ini mirip dengan masalah beberapa waktu lalu, pelan namun pasti ruang alamat IPv4 akan habis seiring dengan laju pertumbuhan kebutuhan internet yang ada sekarang, sehingga perlu diganti dengan protocol IPv6.

Arsitektur IPv6

IPv6 memiliki beberapa fitur yang mampu mengantisipasi perkembangan aplikasi masa depan dan mengatasi kekurangan yang dimiliki pendahulunya, yaitu IPv4. IPv6 dirancang

sebagai perbaikan dari IPv4. adapun format header dari IPv6 sendiri adalah sebagai berikut :

Gambar Format header IPv6.JPG

Field-field pada header IPv6 dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut :

1. Version : field 4 bit yang menunjukkan versi Internet Protokol, yaitu 6.

2. Prior : field 4 bit yang menunjukkan nilai prioritas. Field ini memungkinkan pengirim paket mengidentifikasi prioritas yang diinginkan untuk paket yang dikirimkan, relatif terhadap paket-paket lain dari pengirim yang sama.

3. Flow Label : field 24 bit yang digunakan oleh pengirim untuk memberi label pada paket-paket yang membutuhkan penanganan khusus dari router IPv6, seperti quality of service yang bukan default, misalnya service-service yang bersifat real-time.

4. Payload Length : field berisi 16 bit yang menunjukkan panjang payload, yaitu sisa paket yang mengikuti header IPng, dalam oktet.

5. Next Header : field 8 bit yang berfungsi mengidentifikasi header berikut yang mengikuti header IPv6 utama.

6. Hop Limit : field berisi 8 bit unsigned integer. Menunjukkan jumlah link maksimum yang akan dilewati paket sebelum dibuang. Paket akan dibuang bila Hop Limit berharga nol.

7. Source Address : field 128 bit, menunjukkan alamat pengirim paket.

8. Destination Address : field 128 bit, menunjukkan alamat penerima paket.

Tipe pengalamatan pada IPv6

IPv6 memiliki panjang alamat sebesar 128 bit. Adapun penulisannya sedikit berbeda dibanding dengan pada IPv4. Cara penulisan pada IPv6 adalah sebagai berikut:

a. Format penulisan biasa ditulis X:X:X:X:X:X:X:X, dimana X adalah nilai heximal yang terdiri 16 bit.

b. Tanda “::” menunjukkan urutan bit nol yang berurutan sepanjang 16 bit, biasa digunakan untuk memadatkan penulisan. Hanya boleh digunakan sekali dalam 1 penulisan alamat IPv6. Representasi tipe alamat IPv6 terbagi atas beberapa macam. Hal ini berdasarkan RFC 3513. Representasi tipe alamat IPv6 diindikasikan dengan bit-bit awal yang berada dalam alamat IPv6 (format prefix). Inisialisasi alokasi prefix adalah sebagai berikut :

Unspecified dengan notasi ::/128

Loopback dengan notasi ::1/128

Multicast dengan notasi FF00::/8

Link local unicast dengan notasi FE80::/8

Site local unicast dengan notasi FEC0::/8

Global unicast

Pada prinsipnya, format header alamat IPv6 menyederhanakan format header pada alamat IPv4. Berikut adalah perbandingan antara format header IPv4 dan IPv6, akan tampak bahwa ada field yang di tambah, dikurangi dan juga diganti.

Gambar Perbandingan Format datagram IP.JPG

Tabel Perbandingan Header IP.JPG

Tabel Perbandingan Header IP 2.JPG

RFC 1884 mendefinisikan 3 tipe pengalamatan IPv6:

a. Unicast Address

Mengindentifikasikan satu interface yang digunakan untuk komunikasi satu lawan satu, dengan menunjuk satu host.

- Global Unicast Address

Dapat dianalogikan dengan IP Publik pada IPv4.

Gambar Struktur alamat global unicast.JPG

- Local-use Unicast address

Terbagi dalam dua tipe:

i. Link-local address

Digunakan node-node untuk berkomunikasi dengan node-node yang bertetangga. Alamat ini dikonfigurasi otomatis.

ii. Site-local address

Digunakan pada intranet-intranet private, dan hanya melingkupi satu site spesifik.

- Special address

i. Unspecified address

menandakan alamat IPv6 yang belum ditentukan. Unspecified address dinotasikan

dengan “0: 0: 0: 0: 0: 0: 0: 0”

ii. Loopback address

Digunakan node untuk mengirimkan paket-paket pada dirinya sendiri. Dinotasikan

dengan “0: 0: 0: 0: 0: 0: 0: 0”

b. Multicast Address

Gambar Struktur alamat multicast.JPG

Multicast Address ini pada IPv4 didefinisikan sebagai kelas D, sedangkan pada IPv6 ruang yang 8 bit pertamanya di mulai dengan "FF". Merupakan komunikasi yang digunakan untuk komunikasi 1 lawan banyak.(group)

c. Anycast address

Address yang menunjuk host dari group, tetapi packet yang dikirim hanya pada satu host saja. Jika ada paket yang dikirim ke alamat ini, maka router akan mengirim paket tersebut ke host terdekat yang memiliki anycast address sama. Sehingga, beban terhadap server dapat terdistribusi secara merata. Bagi anycast Address ini tidak disediakan ruang khusus. Jika terhadap beberapa host diberikan sebuah address yang sama, maka alamat tersebut dianggap sebagai anycast Address. Terdapat address-address spesial dari IPv6, yaitu:

- unspecified address

Merupakan address IPv6 yang belum ditentukan. Misalnya, node-node IPv6 yang baru bergabung dapat menggunakan unspecified address sebagai alamat sumber dalam paket paketnya, sampai mendapatkan alamat IPv6. Unspecified address dinotasikan dengan “0:0:0:0:0:0:0:0” atau “::” dan mirip dengan alamat 0.0.0.0 pada IPv4.

- Loopback address

Digunakan node untuk mengirim paket IPv6 pada dirinya sendiri. Dinotasikan dengan “0:0:0:0:0:0:0:1” atau “::1”. Berfungsi mirip dengan 127.0.0.1 pada IPv4.

Mekanisme Transisi IPv4-IPv6

Dalam transisi IPv6 dari IPv4 terdapat beberapa mekanisme. Mekanisme transisi tersebut

antara lain : 112 bit 4 bit 4 bit 8 bit

IPv4 dan IPv6

IPv4 adalah IP yang saat ini digunakan dalam jaringan dan internet. IPv4 dikembangkan pada awal 70-an untuk memfasilitasi komunikasi dan sharing informasi antara peneliti pemerintah dan pihak akademik di Amerika. Pada saat itu, sistem IP hanya menggunakan jumlah perangkat yang terbatas dan para peneliti tidak membayangkan kebutuhan seperti keamanan atau QoS. Walaupun begitu IPv4 bisa bertahan sampai 30 tahun dan telah menjadi bagian yang terintegrasi dalam revolusi internet. Tapi sehebat apapun sebuah sistem dibuat pasti akan dimakan usia dan suatu saat akan tidak digunakan lagi. Hal itulah yang terjadi dengan IPv4. Kebutuhan jaringan hari ini jauh lebih besar dari sekedar halaman web dan email. Perkembangan yang sangat cepat dalam perangkat jaringan dan komunikasi bergerak, dan juga adaptasi akan teknologi jaringan yang baru, tidak dapat ditahan IPv4 dan telah memunculkan ide tentang Next Generation Internet Protokol (IPng). Protokol IPv6 dikembangkan setelah melihat keberhasilan IPv4 sebagai protokol standart dalam dunia internet, dimana di satu sisi keberhasilan tersebut telah menyebabkan meledaknya ruang alamat yang dibutuhkan yang tidak dapat ditangani oleh IPv4. Masalah ini mirip dengan masalah beberapa waktu lalu, pelan namun pasti ruang alamat IPv4 akan habis seiring dengan laju pertumbuhan kebutuhan internet yang ada sekarang, sehingga perlu diganti dengan protocol IPv6.

Arsitektur IPv6

IPv6 memiliki beberapa fitur yang mampu mengantisipasi perkembangan aplikasi masa depan dan mengatasi kekurangan yang dimiliki pendahulunya, yaitu IPv4. IPv6 dirancang

sebagai perbaikan dari IPv4. adapun format header dari IPv6 sendiri adalah sebagai berikut :

Gambar Format header IPv6.JPG

Field-field pada header IPv6 dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut :

1. Version : field 4 bit yang menunjukkan versi Internet Protokol, yaitu 6.

2. Prior : field 4 bit yang menunjukkan nilai prioritas. Field ini memungkinkan pengirim paket mengidentifikasi prioritas yang diinginkan untuk paket yang dikirimkan, relatif terhadap paket-paket lain dari pengirim yang sama.

3. Flow Label : field 24 bit yang digunakan oleh pengirim untuk memberi label pada paket-paket yang membutuhkan penanganan khusus dari router IPv6, seperti quality of service yang bukan default, misalnya service-service yang bersifat real-time.

4. Payload Length : field berisi 16 bit yang menunjukkan panjang payload, yaitu sisa paket yang mengikuti header IPng, dalam oktet.

5. Next Header : field 8 bit yang berfungsi mengidentifikasi header berikut yang mengikuti header IPv6 utama.

6. Hop Limit : field berisi 8 bit unsigned integer. Menunjukkan jumlah link maksimum yang akan dilewati paket sebelum dibuang. Paket akan dibuang bila Hop Limit berharga nol.

7. Source Address : field 128 bit, menunjukkan alamat pengirim paket.

8. Destination Address : field 128 bit, menunjukkan alamat penerima paket.

Tipe pengalamatan pada IPv6

IPv6 memiliki panjang alamat sebesar 128 bit. Adapun penulisannya sedikit berbeda dibanding dengan pada IPv4. Cara penulisan pada IPv6 adalah sebagai berikut:

a. Format penulisan biasa ditulis X:X:X:X:X:X:X:X, dimana X adalah nilai heximal yang terdiri 16 bit.

b. Tanda “::” menunjukkan urutan bit nol yang berurutan sepanjang 16 bit, biasa digunakan untuk memadatkan penulisan. Hanya boleh digunakan sekali dalam 1 penulisan alamat IPv6. Representasi tipe alamat IPv6 terbagi atas beberapa macam. Hal ini berdasarkan RFC 3513. Representasi tipe alamat IPv6 diindikasikan dengan bit-bit awal yang berada dalam alamat IPv6 (format prefix). Inisialisasi alokasi prefix adalah sebagai berikut :

Unspecified dengan notasi ::/128

Loopback dengan notasi ::1/128

Multicast dengan notasi FF00::/8

Link local unicast dengan notasi FE80::/8

Site local unicast dengan notasi FEC0::/8

Global unicast

Pada prinsipnya, format header alamat IPv6 menyederhanakan format header pada alamat IPv4. Berikut adalah perbandingan antara format header IPv4 dan IPv6, akan tampak bahwa ada field yang di tambah, dikurangi dan juga diganti.

Gambar Perbandingan Format datagram IP.JPG

Tabel Perbandingan Header IP.JPG

Tabel Perbandingan Header IP 2.JPG

RFC 1884 mendefinisikan 3 tipe pengalamatan IPv6:

a. Unicast Address

Mengindentifikasikan satu interface yang digunakan untuk komunikasi satu lawan satu, dengan menunjuk satu host.

- Global Unicast Address

Dapat dianalogikan dengan IP Publik pada IPv4.

Gambar Struktur alamat global unicast.JPG

- Local-use Unicast address

Terbagi dalam dua tipe:

i. Link-local address

Digunakan node-node untuk berkomunikasi dengan node-node yang bertetangga. Alamat ini dikonfigurasi otomatis.

ii. Site-local address

Digunakan pada intranet-intranet private, dan hanya melingkupi satu site spesifik.

- Special address

i. Unspecified address

menandakan alamat IPv6 yang belum ditentukan. Unspecified address dinotasikan

dengan “0: 0: 0: 0: 0: 0: 0: 0”

ii. Loopback address

Digunakan node untuk mengirimkan paket-paket pada dirinya sendiri. Dinotasikan

dengan “0: 0: 0: 0: 0: 0: 0: 0”

b. Multicast Address

Gambar Struktur alamat multicast.JPG

Multicast Address ini pada IPv4 didefinisikan sebagai kelas D, sedangkan pada IPv6 ruang yang 8 bit pertamanya di mulai dengan "FF". Merupakan komunikasi yang digunakan untuk komunikasi 1 lawan banyak.(group)

c. Anycast address

Address yang menunjuk host dari group, tetapi packet yang dikirim hanya pada satu host saja. Jika ada paket yang dikirim ke alamat ini, maka router akan mengirim paket tersebut ke host terdekat yang memiliki anycast address sama. Sehingga, beban terhadap server dapat terdistribusi secara merata. Bagi anycast Address ini tidak disediakan ruang khusus. Jika terhadap beberapa host diberikan sebuah address yang sama, maka alamat tersebut dianggap sebagai anycast Address. Terdapat address-address spesial dari IPv6, yaitu:

- unspecified address

Merupakan address IPv6 yang belum ditentukan. Misalnya, node-node IPv6 yang baru bergabung dapat menggunakan unspecified address sebagai alamat sumber dalam paket paketnya, sampai mendapatkan alamat IPv6. Unspecified address dinotasikan dengan “0:0:0:0:0:0:0:0” atau “::” dan mirip dengan alamat 0.0.0.0 pada IPv4.

- Loopback address

Digunakan node untuk mengirim paket IPv6 pada dirinya sendiri. Dinotasikan dengan “0:0:0:0:0:0:0:1” atau “::1”. Berfungsi mirip dengan 127.0.0.1 pada IPv4.

Mekanisme Transisi IPv4-IPv6

Dalam transisi IPv6 dari IPv4 terdapat beberapa mekanisme. Mekanisme transisi tersebut

antara lain : 112 bit 4 bit 4 bit 8 bit

Gambar Mekanisme Transisi IPv4-IPv6.JPG

Dual Stack

Dimana dalam mekanisme ini, perangkat yang ada pada jaringan mendukung kedua protokol, baik Pv4 maupun IPv6.

Tunneling

Dalam mekanisme ini, node IPv6 yang akan berkomunikasi membuat suatu tunnel untuk

melewati jaringan IPv4 yang ada di antaranya.

Translation

Memungkinkan node IPv6 untuk berkomunikasi dengan node IPv4 dengan menterjemahkan protokol pada lapis jaringan. Beberapa metode translasi adalah sebagai berikut:

Metode Transport Relay

Metode ini bekerja pada lapis transport. Metode ini biasanya bekerja dengan sebuah

pseudo-interface. Jika router mendeteksi adanya data di dalam paket IPv6 yang memiliki alamat tujuan yang memiliki prefiks translasi, maka data tersebut akan diteruskan ke pseudo-interface. Dan data dari trafik IPv6 tersebut akan diteruskan ke trafik IPv4.

Metode NAT-PT

Metode ini memungkinkan host dan aplikasi native IPv6 untuk berkomunikasi dengan host dan aplikasi IPv4. Setiap host yang berperan sebagai address translator menyimpansekumpulan alamat yang diberikan secara dinamis ke host IPv6 dan sebuah sesi dibentuk antara dua host yang mendukung protokol yang berbeda. NAT-PT mendukung translasi header dan alamat. Mekanisme ini tidak mendukung implementasi sekuriti end-to-end dan memerlukan ruang IPv4 yang besar. Merujuk ke tabel translasi dimana alamat IP dari node host IPv6 dan pool address pada translator bersesuaian, translasi sebuah alamat IP dan bagian header IP diubah untuk IPv4 dan IPv6. Untuk mempersiapkan pool address untuk koneksi yang diinisiasi ke arah IPv4 dari IPv6, dimungkinkan untuk menggunakan Network Address Port Translation (NAPT) yang membagi sebuah alamat ke dua atau lebih node host IPv6 dengan mengganti nomor port untuk setiap koneksi TCP atau UDP. Ketika sebuah node host mengirimkan data bervolume besar ke node host yang lain, data dikirimkan dalam bentuk paket IP. Untuk paket-paket IP ini, data seharusnya tidak difragmentasi ketika dikirimkan dari node sumber ke node tujuan. Walaupun perbedaan panjang header IP dari kedua protokol melebihi MaximumTransmission Unit (MTU) dari translator dikarenakan link pada perbatasan IPv4 dan IPv6.

IPv4-Address Mapped IPv6-Address

Teknik ini merujuk kepada korenspondensi satu ke satu antara alamat tujuan IPv6 dan alamat tujuan IPv4 dan sebaliknya. Ruang alamat 128-bit pada IPv6 sangat besar bila dibandingkan dengan alamat 32-bit pada IPv4. Karakteristiknya sebagai berikut:

Tidak mungkin untuk memetakan seluruh alamat IPv6 ke IPv4 dengan dasar satu ke satu.

Sebuah alamat IPv4 ditulis dalam 32 low-order bit dan dikombinasikan dengan prefix yang berasal dari 96-bit high-order untuk memberntuk 128-bit alamat IPv6. Terdapat dua metoda dalam address mapping:

a) Static Mapping

Setiap sekumpulan alamat IPv4 dipetakan satu-ke-satu ke sebuah alamat IP dari sebuah node host IPv6, dan translator secara statis mendefinisikan relasi ini.

b) Dynamic Mapping

Klien berkomunikasi dengan rekannya dengan mendapatkan alamat IP rekannya melalui name resolution pada DNS dan versi dari kedua IP berbeda, sekumpulan alamat IPv4 dan

alamat IPv6 dipetakan dinamis.

Gambar Mekanisme Transisi IPv4-IPv6.JPG

Dual Stack

Dimana dalam mekanisme ini, perangkat yang ada pada jaringan mendukung kedua protokol, baik Pv4 maupun IPv6.

Tunneling

Dalam mekanisme ini, node IPv6 yang akan berkomunikasi membuat suatu tunnel untuk

melewati jaringan IPv4 yang ada di antaranya.

Translation

Memungkinkan node IPv6 untuk berkomunikasi dengan node IPv4 dengan menterjemahkan protokol pada lapis jaringan. Beberapa metode translasi adalah sebagai berikut:

Metode Transport Relay

Metode ini bekerja pada lapis transport. Metode ini biasanya bekerja dengan sebuah

pseudo-interface. Jika router mendeteksi adanya data di dalam paket IPv6 yang memiliki alamat tujuan yang memiliki prefiks translasi, maka data tersebut akan diteruskan ke pseudo-interface. Dan data dari trafik IPv6 tersebut akan diteruskan ke trafik IPv4.

Metode NAT-PT

Metode ini memungkinkan host dan aplikasi native IPv6 untuk berkomunikasi dengan host dan aplikasi IPv4. Setiap host yang berperan sebagai address translator menyimpansekumpulan alamat yang diberikan secara dinamis ke host IPv6 dan sebuah sesi dibentuk antara dua host yang mendukung protokol yang berbeda. NAT-PT mendukung translasi header dan alamat. Mekanisme ini tidak mendukung implementasi sekuriti end-to-end dan memerlukan ruang IPv4 yang besar. Merujuk ke tabel translasi dimana alamat IP dari node host IPv6 dan pool address pada translator bersesuaian, translasi sebuah alamat IP dan bagian header IP diubah untuk IPv4 dan IPv6. Untuk mempersiapkan pool address untuk koneksi yang diinisiasi ke arah IPv4 dari IPv6, dimungkinkan untuk menggunakan Network Address Port Translation (NAPT) yang membagi sebuah alamat ke dua atau lebih node host IPv6 dengan mengganti nomor port untuk setiap koneksi TCP atau UDP. Ketika sebuah node host mengirimkan data bervolume besar ke node host yang lain, data dikirimkan dalam bentuk paket IP. Untuk paket-paket IP ini, data seharusnya tidak difragmentasi ketika dikirimkan dari node sumber ke node tujuan. Walaupun perbedaan panjang header IP dari kedua protokol melebihi MaximumTransmission Unit (MTU) dari translator dikarenakan link pada perbatasan IPv4 dan IPv6.

IPv4-Address Mapped IPv6-Address

Teknik ini merujuk kepada korenspondensi satu ke satu antara alamat tujuan IPv6 dan alamat tujuan IPv4 dan sebaliknya. Ruang alamat 128-bit pada IPv6 sangat besar bila dibandingkan dengan alamat 32-bit pada IPv4. Karakteristiknya sebagai berikut:

Tidak mungkin untuk memetakan seluruh alamat IPv6 ke IPv4 dengan dasar satu ke satu.

Sebuah alamat IPv4 ditulis dalam 32 low-order bit dan dikombinasikan dengan prefix yang berasal dari 96-bit high-order untuk memberntuk 128-bit alamat IPv6. Terdapat dua metoda dalam address mapping:

a) Static Mapping

Setiap sekumpulan alamat IPv4 dipetakan satu-ke-satu ke sebuah alamat IP dari sebuah node host IPv6, dan translator secara statis mendefinisikan relasi ini.

b) Dynamic Mapping

Klien berkomunikasi dengan rekannya dengan mendapatkan alamat IP rekannya melalui name resolution pada DNS dan versi dari kedua IP berbeda, sekumpulan alamat IPv4 dan

alamat IPv6 dipetakan dinamis.



Posted By: Citra yudha Erlangga

Sumber: http://www.ittelkom.ac.id



Seperti kita ketahui bahwa Microsoft Windows Vista sudah mendukung kemampuan IPv6 dan terbukti dengan menggunakan protokol tersebut koneksi jaringan akan lebih baik, serta kemampuan Play and Play sudah teruji bisa mengkonfigurasi jaringan secara otomatis. Sejak TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) diperkenalkan dan dijadikan suatu setandar oleh komunitas Internet diseluruh dunia termasuk di Indonesia. Protocol ini memang perkembangannya tidak secepat perkembangan software ataupun sistem operasi.

Dengan diimplementasikannya protokol ini komputer bisa saling berkomunikasi antara satu dengan komputer lainnya dalam suatu jaringan dengan mudah, cepat dan akurat. Tentu saja agar protokol ini berfungsi dan bisa digunakan oleh komputer dalam suatu jaringan harus memiliki alamat atau address yang unik bernama IP address. IP Address itu sendiri memiliki format xxx.xxx.xxx.xxx, umpamanya alamat yang paling udah dan umum digunakan adalah 192.168.10.1.

Pada IPv6 ini struktur pengalamatannya juga berbeda dengan versi sebelumnya, dimana pada IPv4 misalnya masih menggunakan angka-angka atau alamat yang secara umum masih bisa dibaca , misalnya 192.168.51.x. Tetapi pada IPv6 struktur pengalamatannya sudah lain, yaitu menggunakan alamat yang ada di NIC atau WLAN.

Sebenarnya IPv6 ini sudah diperkenalkan beberapa tahun lalu, namun implementasi di keluarga Windows baru penuh diterapkan pada Microsoft Windows Vista. Pada Microsoft Windows Server 2003 IPv6 sudah diimplementasikan. Selain IPv6, sistem operasi server generasi terbaru ini sudah mendukung penuh DHCPv6 (Dynamic Host Configuration Protocol veri 6).

Dukungan penuh terhadap IPv6 dan DHCPv6 menjadikan Windows Server 2008 sebagai sistem operasi tercanggih, namun demikian, walaupun sudah mendukung IPv6 dan DHCPv6, Windows tetap mengakomodasi IPv4 dan DHCP versi sebelumnya. Karena masih banyak sistem operasi baik berbasis jaringan maupun standelone masih memanfaatkan protocol generasi sebelumnya.


Posted By : Citra Yudha Erlangga

Sumber : http://wss-id.org



Beberapa versi IP


IMP - Nenek moyang IP

Protocol IP dikembangkan sejak tahun 1969 dengan nenek moyang IMP (Interface Message Processor) yang terdokumentasi dengan nama RFC 1. IMP berkapasitas 5 bit address (artinya cuma punya 32 kemungkinan host address).

IPv0 IPv1 IPv2 IPv3 - Experimental
Sebelum bisa digunakan secara praktis, protokol ini kemudian mengalami beberapa pengembangan, dan setiap pengembangan diberi versi yang berbeda2. IP versi 0 sampai 3 merupakan versi pengembangan antara th 1977-1979.

IPv4 - Internet Protocol
Sedangkan IPv4 sebenarnya merupakan versi pertama yang akhirnya dipakai, dan distandarisasikan dengan RFC 791 pada th 1981.

IPv5 - Internet Stream Protocol (ST)
Protokol ini bukanlah versi kelanjutan dari IPv4 melainkan dibuat sebagai pelengkap IP untuk membawa traffic percakapan suara dan konferensi dengan garansi delay dan bandwidth. Protokol ini didefinisikan pada dokumen IEN 119 dalam status eksperimental. Kemudian dilanjutkan menjadi ST2 dalam RFC 1819, tetapi tetap dalam status eksperimental.

IPv6 - IPng "IP Next Generation"
Protocol ini merupakan generasi penerus IPv4, disebut juga sebagai IPng (= IP Next Generation), dan hasil kombinasi sana-sini dari banyak proposal penerus IPv4

Versi IP yang lain
Selain IPv6 ada beberapa lagi usulan pengganti IPv4 yang muncul setelah IPng, tetapi tidak ada satupun yang kemudian diterima sebagai standard.

IPv4 vs IPv6
Beberapa perbedaan prinsipil dari IPv4 vs IPv6 :
  • Address Space : IPv6 memiliki kapasitas 128 bit, dibandingkan dengan IPv4 yang cuma 32 bit - membuat kapasitas IPv6 jauh lebih besar (2^96 kali lipat dibandingkan dengan IPv4). Saat ini cukup banyak juga orang2 yang mengatakan bahwa perbedaan kapasitas ini terlalu besar, dan berlebih2an. Namun dengan adanya address space yang luar biasa besar itu, maka akan terbuka banyak sekali kemungkinan di masa depan mengenai aplikasi2 yang bisa dienable (misalnya setiap penduduk dan semua miliknya bisa diberi ip address utk identifikasi dll.)
  • Scope : IPv6 memiliki scope (jangkauan) IP address yang terdefinisi dengan baik, spt node-local, link-local, site-local, organization-local, global-scope. Scope ini mirip dengan pemakaian private atau global ip address pada IPv4, tetapi jauh lebih fleksibel
  • Multicast : Kemampuan pengontrolan multicast IPv6 jauh enak (kalau krupuk namanya crispy :) dibanding dengan IPv4 dengan adanya scope multicast (di IPv4 tidak ada kemampuan pengontrolan seperti ini)
  • Anycast : Ini kemampuan baru IPv6 untuk identifikasi beberapa host dengan sebuah IP address saja. Host yang paling dekat nanti yang akan respon (kalau solusi di IPv4 menggunakan IP address yang sama, routing protocol yang akan menentukan mana yang paling dekat)
  • Penyederhanaan format header : header IPv6 lebih simple dibanding dengan IPv4, ada beberapa field yang dihapuskan, sehingga dengan kemampuan yang sangat luar biasa besar, header IPv6 hanya 2x lebih besar daripada IPv4
  • Header Options yang fleksibel : field option di IPv6 fleksibel panjangnya, jadi lebih gampang untuk support aplikasi baru di masa depan (yg kita belum tahu sekarang ini)
  • Kemampuan QoS lebih baik : IPv6 bisa memberi label pada paket2 tertentu supaya mendapat perlakukan khusus (misalnya utk real time traffic)
  • Otentikasi dan Privasi : IPv6 memiliki kemampuan builtin untuk otentikasi & privasi. Kalau di IPv4 kita musti tambahkan tunnel IPsec (atau mekanisme tambahan lain) untuk hal ini
  • Fungsi lain2 yang baru di IPv6 : real-time flows, provider selection, host mobility, end-to- end security, auto-configuration, and auto-reconfiguration. Solusi2 ini kalau di IPv4 memerlukan banyak cara yang tambal sulam
Migrasi ke IPv6
Meskipun IPv6 ini banyak sekali keunggulannya dibandingkan dengan IPv4, namun migrasi IPv4 ke IPv6 tidak semudah membalik telapak tangan.

Penyebabnya antara lain :
  1. Kebanyakan aplikasi network masih menggunakan IPv4. Sangat sedikit yang perlu spesifik IPv6, dan baru aplikasi2 baru saja yang mulai support dual stack (IPv4 dan IPv6 sekaligus)
  2. Kebanyakan network engineer masih familiar dengan IPv4. IPv6 itu seperti dari dunia lain
  3. Internet sudah terlanjur besar dengan IPv4. Migrasi IPv4 ke IPv6 sulit sekali karena memerlukan koordinasi yang baik dari banyak pihak
  4. Beberapa standard IPv6 masih belum selesai. Misalnya sampai sekarang kita belum menemukan kata sepakat tentang mekanisme terbaik untuk dual homing. Dual homing menjadi masalah di IPv6 karena kapasitas address IPv6 yang sangat besar, sehingga kalau orang melakukan dual homing seperti di IPv4, maka akan terjadi masalah besar pada address summarization di routernya (akan diperlukan storage yang luaaaaaaar biasa besar untuk menyimpan ledakan IPv6 address, teknologi CPU & storage masa sekarang belum mampu menanganinya)
  5. Tambal sulam di IPv4 sudah sedemikian banyak dan ternyata bisa berjalan dengan rapih, sehingga nyawa IPv4 yang sudah diprediksi mati beberapa kali, ternyata terus memanjang sampai saat ini. Misalnya, NAT (Network Address Translation) membuat IPv4 yang kehabisan IP address bisa mendayagunakan ip address private, dst.
  6. Belum ada killer application untuk IPv6 (ini jenis aplikasi yang hanya bisa jalan dg bagus di IPv6, sampai sekarang semua aplikasi bisa dijalankan di IPv4 dengan baik)
  7. Tidak ada dorongan yang kuat dari pemerintah maupun dunia bisnis. Jepang termasuk sukses implementasi IPv6 karena pemerintahnya serius sekali mempromosikan IPv6 dengan dukungan biaya R&D dan insentif pengurangan pajak jika orang menggunakan IPv6 (kalau di Indonesia ada insentif ini saya jadi orang pertama yang pake IPv6 :D
Potensi Killer Application IPv6
Sebetulnya dengan jumlah penduduk >220 juta orang, Indonesia sangat cocok jika cepat2 mengadopsi IPv6. Lho buat apa ?
  1. Menyelesaikan masalah NAT pada service provider besar (seperti provider2 telpon celular/ADSL/Metro Ethernet yang punya pelanggan ribuan). Banyak aplikasi2 yang sebenarnya berjalan lebih optimum tanpa NAT (misalnya IP telephony, video surveillance, dst)
  2. Menyelesaikan masalah komunikasi VPN Intranet dan Extranet dengan multiple operator. Saat ini sebuah perusahaan yang terhubung ke beberapa operator harus membuat beberapa site besarnya sebagai transit, supaya site2 kecil bisa saling bicara. IPv6 menyelesaikan masalah ini dengan sangat mudah
  3. Penduduk Indonesia banyak yang punya KTP ganda. Pemerintah Indonesia belum punya cara membereskan masalah ini. Sekalian saja nanti kalau mau diberesin tiap KTP bisa diberi IP address sbg bagian dari identifikasi penduduk (sekalian mendukung SIN - Single Identity Number). Malah sebenarnya, IPv6 juga potensial untuk Single Identity Number untuk seluruh penduduk di muka bumi ini sekalian sama binatang peliharaannya....
  4. Jika no 3 tercapai, sebenarnya untuk menghubungi seseorang cukup lewat IPv6 addressnya saja. Tidak perlu lagi kita mengingat2 nomor telpon (kantor/rumah/hp1/hp2/hp3/email/IM/dst..)
  5. Khusus untuk pemerintah, kalau mau setiap KTP rakyat ditempeli RFID, sehingga posisi tiap penduduk langsung diketahui secara lebih pasti. Salah satu aplikasinya mungkin untuk mengatur lalulintas di kota2 rawan macet, sehingga kemacetan jauh dikurangi. Nah, kombinasi RFID dengan IPv6 sangat pas, karena dengan kombinasi ini kita bisa membuat big screen dengan gambar2 pergerakan penduduk. Kalau ada apa2, kita bisa telnet atau ping orang itu.


Posted by : Citra Yudha Erlangga
Sumber :http://tonyseno.blogspot.com

Senin, 28 Desember 2009

Rangkuman Tugas


RANGKUMAN ….

Perangkat jaringan computer sangat bermanfaat bagi berlangsungnya kegiatan peamasangan internet.

Disemua kalangan dapat mengetahui informasi walaupun dalam jarak yang sangat jauh sekali, dalam kegiatan itu telah kita dapat berbagai alat dan bahan, serta keuntungan dan juga kerugian dalam pemasangan internet. Oleh sebab itu mengingat sangat pentingnya internet dalam kehidupan sehari-hari kita. Maka kita harus terlebih dahulu mengetahui dasar-dasar jaringan, Seperti alat-alat jaringan contohnya sbb :

1. Terminal

Terdapat lima jenis terminal dan keyboard adalah terminal yang umum dan paling populer.

Terminal Keyboard adalah terminal input yang sangat populer diantara pemakai komputer.

Terminal Telephone Tombol : komputer juga dapat dilengkapi dengan alat respon audio.

Terminal Titik penjualan (point of sale) Kita juga dapat melihat bagaimana pembaca charakter optik digunakan pada pasar swalayan.

Terminal Pengumpul Data. Suatau jenis khusus terminal dirancang untuk digunakan oleh pekerja pabrik. Alat yang dikenal sebagai terminal pengumpul data (data collection terminal) digunakan untuk mengumpulkan data, menjelasakan kehadiran dan kinerja kerja pegawai. Alat OCR digunakan untuk membaca charakter dan dokument yang menyertai pekerjaan yang berjalan di dalam pabrik.

Terminal khusus yaitu terminal yang dirancang khusus untuk keperlua tertentu seperti cash register yang dilengkapi dengan tombol-tombol khusus.

2. NIC (Network Interface Card)

Kartu jaringan atau Lan card dipasang pada setiap komputer yang akan dihubungkan ke suatu jaringan nic.jpgcomputer.

3. Hub atau Concentrator

Hub adalah perangkat jaringan yang terdiri dari banyak port untuk menghubungkan Node atau titik hup-dan-switch.jpgsehingga membentuk jaringan yang saling terhubung dalam topologi star.

4. Konektor UTP (RJ-45)

rj45.jpgUntuk menghubungkan kabel UTP diperlukan konektor RJ-45 atau sejenis jack yang bentuknya mirip dengan jack kabel telepon namun memiliki lebih banyak lubang kabel. Konektor tersebut dipasang di kedua ujung kabel dengan peralatan Tang khusus UTP. Namun jika belum bisa memasangnya, Anda dapat meminta sekaligus pemasang-an pada saat membeli kabel UTP

5. Kabel UTP

605.jpgAda beberapa jenis kabel yang digunakan dalam jaringan network, namun yang paling banyak dipakai pada private network/Local Area Network saat ini adalah kabel UTP.

6. Bridge

Bridge digunakan untuk menghubungan antar jaringan yang mempunyai protokol yang sama. Hasil akhirnya adalah jaringan logis tunggal. Bridge juga dapat digunakan jaringan yang mempunyai media fisik yang berbeda. Contoh jaringan yang menggunakan fiber obtik dengan jaringan yang menggunakan coacial.

7. Switch

Merupakan pengembangan dari konsep Bridge. Ada dua arsitektur dasar yang digunakan pada switch, yaitu cut-through dan store and forward. Switch cut-through mempunyai kelebihan di sisi kecepatan karena ketika sebuah paket datang, switch hanya memperhatikan alamat tujuan sebelum diteruskan ke segmen tijuannya, sedangkan switch store and forward merupakan kebalikannya. Switch ini menerima dan memeriksa seluruh isi paket sebelum meneruskannya ke tujuan dan untuk memeriksa satu paket merlukan waktu, tetapi proses ini memungkinkan switch mengetahui adanya kerusakan pada paket data dan mencegahnya agar tidak mengganggu jaringan.

Dengan Swith terdapat beberapa kelebihan karena semua segmen jaringan memiliki bandwidth 10 Mbps penuh. Tidak terbagi seperti share network pada penggunaan Hub.

8. Cluster Control Unit

Cluster Control Unit membangun hubungan antara terminal yang dikendalikannya dengan perlatan-peralatan dan jaringan. Alat ini memungkinkan beberapa terminal berbagi satu printer atau mengakses beberapa komputer melalui jaringan yang bebeda. Cluster Control Unit dapat pula mengerjakan pemeriksaan kesalahan dan pengubahan kode.

9. Multiplexer

Saat beberapa terminal harus berbagi satu saluran pada saat yang sama, multiplexer dapat ditambahkan pada tiap ujung. Multiplexer adalah suatu alat yang memungkinkan pengiriman dan penerimaan bebrpa pesan secara serentak. Penambahan multiplexer berdampak seperti mengubah jalan satu jalur menjadi jalur bebas hambatan dengan beberapa jalur.

Pengaturan nomor port dan protokol yang mengirim data pada modul sofware yang benar didalam host.

10. Front-end Processor

Front-end Processor menangani lalulintas Jaringan komputer yang masuk dan keluar dari host komputer. Kedua komputer tersebut dapat merupakan jenis apapun, tetapi configurasi yang umum terdiri dari sejenis komputer mini khusus yang berfungsi sebagai front-end processor dan sebuah mainframe yang menjadi host.

Front-end Processor berfungsi sebagai unit input dari host dengan mengumpuklkan pesan-pesan yang masuk dan menyiapkan data bagi host. Front-end Processor juga berfungsi sebagai unit output dari host dengan menerima pesan-pesan untuk transmisi ke terminal.

Walau kecepatan transmisi antara saluran dan front end Processor relatif lambat ( dalam banyak kasus bit-bit ditransmisikan secara serial ) kecepatan tarnsmisi front-end processor dengan host dapat berlangsung secara cepat ( beberapa bit ditransmisikan secara paralel).

Sebagian front-end processor melakukan message switching dengan mengatur rute (routing) pesan dari suatu terminal ke yang lain tanpa melibatkan host. Jika karena suatu hal terminal penerima tidak dapat menerima pesan (mungkin sedangan digunakan atau rusak) front-end processor dapat menyimpan pesan tersebut dalam penyimpanan sekunder dan mengirimkannya nanti. Kemampuan ini disebut simpan dan teruskan (store and forward).

11. Host

Host mengerjakan pemrosesan data untuk jaringan . Pesan-pesan yang masuk ditangani dengan cara yang sama dengan data yang di terima dari unit unit jenis apapun. Setelah pemrosesan pesan dapat ditransmisikan kembali ke front-end processor untuk routing.

12. Router

Router tidak mempunyai kemampuan untuk mempelajari, namun dapat menentukan path (alur) data antara dua jaringan yang paling eficien. Router beroperasi pada lapisan Network (lapisan ketiga OSI.). Router tidak mempedulikan topologi dan tingkat acces yang digunakan oleh jaringan. Karena ia beroperasi pada lapisan jaringan. Ia tidak dihalangi oleh media atau protokol komunikasi. Bridge mengetahui tujuan ahir paket data, Router hanya mengetahui dimana router berikutnya ditempatkan. Ia dapat digunakan untuk menghubungkan jaringan yang menggunakan protokol tingkat tinggi yang sama.

Jika paket data tiba pada router, ia menentukan rute yang terbaik bagi paket dengan mengadakan pengecekan pada tabel router. Ia hanya melihat hanya melihat paket yang dikirimkan kepadanya oleh router sebelumnya.

13. Brouter

Adalah yang menggabungkan teknologi bridge dan router. Bahkan secara tidak tepat seringkali disebut sebagai router multiprotokol. Walau pada kenyataannya ia lebih rumit dari pada apa yang disebut router multiprotokol yang sebenarnya.

14. Getway

Gateway dilengkapi dengan lapisan 6 atau 7 yang mendukung susunan protokol OSI. Ia adalah metode penyambungan jaringan ke jaringan dan jaringan ke host yang paling canggih. Gateway dapat digunakan untuk menghubungkan jaringan yang mempunyai arsitektur berbeda misalnya PC berdasarkan Novell dengan jaringan SNA atau Ethernet

15. Modem

Satu-satunya saat modem tidak diperlukan adalah saat telephone tombol digunakan sebagai terminal. Semua saluran jaringan komputer lain memerlukan modem pada tiap ujungnya. Modem dirancang untuk beroperasi pada kecepatan tertentu biasanya 300, 1200, 2400, 4800 atau 96000 bit per detik dan seterusnya kecepatan modem menentukan kecepatan transmisi data.

16. adsl.jpgADSL adalah type modem untuk penggunaan accses internet kecepatan tinggi. Umumnya modem ADSL merupakan integrasi dari modem, firewall dan ethernet switch serta router dan mungkin juga dengan transiever. Modem ADSL bekerja pada frekwensi yang berbeda dengan frekwensi yang digunakan dalam percakapan telephon sehingga saluran telephon dapat digunakan untuk percapapan bersamaan dengan penggunaan transmisi data melelalui modem ADSL.


17. Radio

Transmisi data juga dilakukan melalui frekwensi radio seperti yang digunalan pada jaringan perbankan, Travel, warnet. Peralatan ini masih dikuasai perusahaan penyedia layanan public (provider) seperti PT Lintas Artha, Indosat, Telkomsel. Fren. Untuk lingkup lebih kecil tersedia werless untuk pembuatan jaringan lokal tanpa kabel. Misalnya dengan Modem ADSL yang dilengkapi dengan werless router dapat digunakan untuk jaringngan lokal pada ruangan.

Demikian itu tadilah sedikit ilmu tentang Perangkat keras jaringan computer yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari….



Terima kasih...


RANGKUMAN ….

Perangkat jaringan computer sangat bermanfaat bagi berlangsungnya kegiatan peamasangan internet.

Disemua kalangan dapat mengetahui informasi walaupun dalam jarak yang sangat jauh sekali, dalam kegiatan itu telah kita dapat berbagai alat dan bahan, serta keuntungan dan juga kerugian dalam pemasangan internet. Oleh sebab itu mengingat sangat pentingnya internet dalam kehidupan sehari-hari kita. Maka kita harus terlebih dahulu mengetahui dasar-dasar jaringan, Seperti alat-alat jaringan contohnya sbb :

1. Terminal

Terdapat lima jenis terminal dan keyboard adalah terminal yang umum dan paling populer.

Terminal Keyboard adalah terminal input yang sangat populer diantara pemakai komputer.

Terminal Telephone Tombol : komputer juga dapat dilengkapi dengan alat respon audio.

Terminal Titik penjualan (point of sale) Kita juga dapat melihat bagaimana pembaca charakter optik digunakan pada pasar swalayan.

Terminal Pengumpul Data. Suatau jenis khusus terminal dirancang untuk digunakan oleh pekerja pabrik. Alat yang dikenal sebagai terminal pengumpul data (data collection terminal) digunakan untuk mengumpulkan data, menjelasakan kehadiran dan kinerja kerja pegawai. Alat OCR digunakan untuk membaca charakter dan dokument yang menyertai pekerjaan yang berjalan di dalam pabrik.

Terminal khusus yaitu terminal yang dirancang khusus untuk keperlua tertentu seperti cash register yang dilengkapi dengan tombol-tombol khusus.

2. NIC (Network Interface Card)

Kartu jaringan atau Lan card dipasang pada setiap komputer yang akan dihubungkan ke suatu jaringan nic.jpgcomputer.

3. Hub atau Concentrator

Hub adalah perangkat jaringan yang terdiri dari banyak port untuk menghubungkan Node atau titik hup-dan-switch.jpgsehingga membentuk jaringan yang saling terhubung dalam topologi star.

4. Konektor UTP (RJ-45)

rj45.jpgUntuk menghubungkan kabel UTP diperlukan konektor RJ-45 atau sejenis jack yang bentuknya mirip dengan jack kabel telepon namun memiliki lebih banyak lubang kabel. Konektor tersebut dipasang di kedua ujung kabel dengan peralatan Tang khusus UTP. Namun jika belum bisa memasangnya, Anda dapat meminta sekaligus pemasang-an pada saat membeli kabel UTP

5. Kabel UTP

605.jpgAda beberapa jenis kabel yang digunakan dalam jaringan network, namun yang paling banyak dipakai pada private network/Local Area Network saat ini adalah kabel UTP.

6. Bridge

Bridge digunakan untuk menghubungan antar jaringan yang mempunyai protokol yang sama. Hasil akhirnya adalah jaringan logis tunggal. Bridge juga dapat digunakan jaringan yang mempunyai media fisik yang berbeda. Contoh jaringan yang menggunakan fiber obtik dengan jaringan yang menggunakan coacial.

7. Switch

Merupakan pengembangan dari konsep Bridge. Ada dua arsitektur dasar yang digunakan pada switch, yaitu cut-through dan store and forward. Switch cut-through mempunyai kelebihan di sisi kecepatan karena ketika sebuah paket datang, switch hanya memperhatikan alamat tujuan sebelum diteruskan ke segmen tijuannya, sedangkan switch store and forward merupakan kebalikannya. Switch ini menerima dan memeriksa seluruh isi paket sebelum meneruskannya ke tujuan dan untuk memeriksa satu paket merlukan waktu, tetapi proses ini memungkinkan switch mengetahui adanya kerusakan pada paket data dan mencegahnya agar tidak mengganggu jaringan.

Dengan Swith terdapat beberapa kelebihan karena semua segmen jaringan memiliki bandwidth 10 Mbps penuh. Tidak terbagi seperti share network pada penggunaan Hub.

8. Cluster Control Unit

Cluster Control Unit membangun hubungan antara terminal yang dikendalikannya dengan perlatan-peralatan dan jaringan. Alat ini memungkinkan beberapa terminal berbagi satu printer atau mengakses beberapa komputer melalui jaringan yang bebeda. Cluster Control Unit dapat pula mengerjakan pemeriksaan kesalahan dan pengubahan kode.

9. Multiplexer

Saat beberapa terminal harus berbagi satu saluran pada saat yang sama, multiplexer dapat ditambahkan pada tiap ujung. Multiplexer adalah suatu alat yang memungkinkan pengiriman dan penerimaan bebrpa pesan secara serentak. Penambahan multiplexer berdampak seperti mengubah jalan satu jalur menjadi jalur bebas hambatan dengan beberapa jalur.

Pengaturan nomor port dan protokol yang mengirim data pada modul sofware yang benar didalam host.

10. Front-end Processor

Front-end Processor menangani lalulintas Jaringan komputer yang masuk dan keluar dari host komputer. Kedua komputer tersebut dapat merupakan jenis apapun, tetapi configurasi yang umum terdiri dari sejenis komputer mini khusus yang berfungsi sebagai front-end processor dan sebuah mainframe yang menjadi host.

Front-end Processor berfungsi sebagai unit input dari host dengan mengumpuklkan pesan-pesan yang masuk dan menyiapkan data bagi host. Front-end Processor juga berfungsi sebagai unit output dari host dengan menerima pesan-pesan untuk transmisi ke terminal.

Walau kecepatan transmisi antara saluran dan front end Processor relatif lambat ( dalam banyak kasus bit-bit ditransmisikan secara serial ) kecepatan tarnsmisi front-end processor dengan host dapat berlangsung secara cepat ( beberapa bit ditransmisikan secara paralel).

Sebagian front-end processor melakukan message switching dengan mengatur rute (routing) pesan dari suatu terminal ke yang lain tanpa melibatkan host. Jika karena suatu hal terminal penerima tidak dapat menerima pesan (mungkin sedangan digunakan atau rusak) front-end processor dapat menyimpan pesan tersebut dalam penyimpanan sekunder dan mengirimkannya nanti. Kemampuan ini disebut simpan dan teruskan (store and forward).

11. Host

Host mengerjakan pemrosesan data untuk jaringan . Pesan-pesan yang masuk ditangani dengan cara yang sama dengan data yang di terima dari unit unit jenis apapun. Setelah pemrosesan pesan dapat ditransmisikan kembali ke front-end processor untuk routing.

12. Router

Router tidak mempunyai kemampuan untuk mempelajari, namun dapat menentukan path (alur) data antara dua jaringan yang paling eficien. Router beroperasi pada lapisan Network (lapisan ketiga OSI.). Router tidak mempedulikan topologi dan tingkat acces yang digunakan oleh jaringan. Karena ia beroperasi pada lapisan jaringan. Ia tidak dihalangi oleh media atau protokol komunikasi. Bridge mengetahui tujuan ahir paket data, Router hanya mengetahui dimana router berikutnya ditempatkan. Ia dapat digunakan untuk menghubungkan jaringan yang menggunakan protokol tingkat tinggi yang sama.

Jika paket data tiba pada router, ia menentukan rute yang terbaik bagi paket dengan mengadakan pengecekan pada tabel router. Ia hanya melihat hanya melihat paket yang dikirimkan kepadanya oleh router sebelumnya.

13. Brouter

Adalah yang menggabungkan teknologi bridge dan router. Bahkan secara tidak tepat seringkali disebut sebagai router multiprotokol. Walau pada kenyataannya ia lebih rumit dari pada apa yang disebut router multiprotokol yang sebenarnya.

14. Getway

Gateway dilengkapi dengan lapisan 6 atau 7 yang mendukung susunan protokol OSI. Ia adalah metode penyambungan jaringan ke jaringan dan jaringan ke host yang paling canggih. Gateway dapat digunakan untuk menghubungkan jaringan yang mempunyai arsitektur berbeda misalnya PC berdasarkan Novell dengan jaringan SNA atau Ethernet

15. Modem

Satu-satunya saat modem tidak diperlukan adalah saat telephone tombol digunakan sebagai terminal. Semua saluran jaringan komputer lain memerlukan modem pada tiap ujungnya. Modem dirancang untuk beroperasi pada kecepatan tertentu biasanya 300, 1200, 2400, 4800 atau 96000 bit per detik dan seterusnya kecepatan modem menentukan kecepatan transmisi data.

16. adsl.jpgADSL adalah type modem untuk penggunaan accses internet kecepatan tinggi. Umumnya modem ADSL merupakan integrasi dari modem, firewall dan ethernet switch serta router dan mungkin juga dengan transiever. Modem ADSL bekerja pada frekwensi yang berbeda dengan frekwensi yang digunakan dalam percakapan telephon sehingga saluran telephon dapat digunakan untuk percapapan bersamaan dengan penggunaan transmisi data melelalui modem ADSL.


17. Radio

Transmisi data juga dilakukan melalui frekwensi radio seperti yang digunalan pada jaringan perbankan, Travel, warnet. Peralatan ini masih dikuasai perusahaan penyedia layanan public (provider) seperti PT Lintas Artha, Indosat, Telkomsel. Fren. Untuk lingkup lebih kecil tersedia werless untuk pembuatan jaringan lokal tanpa kabel. Misalnya dengan Modem ADSL yang dilengkapi dengan werless router dapat digunakan untuk jaringngan lokal pada ruangan.

Demikian itu tadilah sedikit ilmu tentang Perangkat keras jaringan computer yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari….



Terima kasih...